Intisari dari tausiyah :
oleh:
Dr. Mizaj Iskandar. Lc, MA
(Dosen Fak. Syariah UIN Ar-Raniry, ahli fiqih kontemporer)
Manusia
adalah makhluk ciptaan Allah swt yang paling sempurna dibandingkan makhluk
lainnya. Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan dalam bentuk
yang sangat indah baik lahir maupun batin, dan mengaruniakan akal yang tidak
dikaruniakan kepada makhluk lainnya. Allah memberikan nikmat akal kepada manusia
agar ia dapat memilih dan membedakan segala hal yang baik maupun buruk, dan
agar manusia dapat melihat dan menyaksikan segala keagungan dan keindahan
ciptaanNya.
Berbicara
tentang keindahan, keindahan dapat diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus, indah, atau elok. Allah menciptakan alam ini dengan
segala keindahan bahkan banyak orang yang terpukau melihat keindahan ciptaan-ciptaanNya.
Allah menciptakan bumi yang luas, air yang jernih, pepohonan yang teduh,
buah-buahan yang berlimpah bahkan udara yang segar untuk makhluk-makhlukNya. Dan
salah satu ciptaan Allah yang paling indah adalah manusia. Manusia yang
diciptakanNya dengan sedemikian rupa merupakan karya terindahNya. Manusia
diciptakan berbeda-beda dengan bentuk yang elok dan juga rupa yang tampan untuk
menunjukkan tanda-tanda kebesaran dan keagunganNya.
إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُّحِبُّ الْجَمَالَ
“sesungguhnya Allah itu indah,
dan menyukai keindahan.” (H.R. Muslim)
Allah itu indah, indah
dalam nama-nama, sifat-sifatNya, dan zat-zatNya, yang mana keindahan dan
kesempurnaanNya itu tidak mampu dilogikakan oleh manusia. Dan Allah mencintai
keindahan dan mencintai hamba – hambaNya yang memperindah akhlaknya dengan
ketaqwaan dan mempercantik dirinya
dengan keimanan. Allah mencintai keindahan hambaNya meliputi setiap aspek dalam
agamanya, baik dari perbuatannya, perkataannya, serta dari penampilannya. Semua
manusia pasti menyukai keindahan, karna keindahan adalah salah satu ciri dan
sifat dari fitrah manusia. Sebuah keindahan bagi manusia sangatlah luas, Allah
selalu memberi keindahan kepada umatnya tanpa batas. Namun, kebanyakan dari
manusia tidak menyadari dan kurang mensyukuri atas karunia dan nikmat yang
telah Allah anugerahkan, dan sering merasa tidak puas atas apa yang Allah berikan,
sehingga mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan dirinya kepada
derajat yang paling rendah, bahkan lebih rendah dari binatang.
Islam adalah satu-satunya agama yang memanusiakan manusia sebagai
manusia. Islam adalah ajaran yang mengatur seluruh seluk beluk kehidupan
manusia baik lahiriah maupun bathiniah, dari urusan duniawi hingga urusan
ukhrawi. Begitupun dalam berpenampilan, islam mengajarkan kita untuk
berpenampilan baik dan sederhana serta mengikuti syari’át yang telah Allah
tetapkan dan sesuai dengan sunnah rasulNya.
Allah ta‘ala berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ
وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ
بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا
لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ
أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي
إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الإرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ
الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ
“Katakanlah kepada wanita yang
beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak padanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah mereka
menampakka perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah
suami mereka atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau
saudara-saudara lelaki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka,atau
wanita-wanita mereka, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita.’” (QS. An-Nuur, 24: 31).
Berpenampilan baik
adalah keinginan setiap manusia, terlebih lagi wanita. Wanita identik dengan berhias. Ia selalu
berusaha untuk tampil cantik dan terus memperindah dirinya agar elok dipandang
mata, ini merupakan fitrah atau sifat dari seorang wanita. Karena mempercantik
diri dan merawatnya dengan baik merupakan salah satu bentuk syukur kita atas
apa yang telah Allah berikan. Namun, banyak dari kita yang salah mengartikan
kata “mempercantik atau memperindah ciptaan Allah”, dan susah membedakan antara
“memperindah dan mengubah ciptaan
Allah”. Di zaman modern ini kita sedang
dihadapkan dengan problematika sosial yang amat menyita perhatian. Manusia sedang berlomba-lomba untuk mempercantik diri dan
memperindah penampilan. Mereka melakukan segala hal untuk dapat dipandang elok
hingga menghabiskan berpuluh-puluh juta hanya untuk mempercantik satu anggota dari tubuhnya.
Ikhwah fillah, sesungguhnya berhias atau
memperindah diri itu sah-sah saja untuk setiap wanita. Apalagi bagi wanita yang
telah menikah/ memiliki suami berhias sangat dianjurkan dan merupakan ibadah
yang berpahala. Namun memperindah diri dengan menggunakan benda-benda haram apalagi sampai mengubah ciptaan Allah untuk menambah keindahan adalah
hal yang dilarang dalam agama.
Adapun makna dari memperindah
ciptaan Allah adalah upaya seseorang untuk menjadikan sesuatu yang telah
Allah ciptakan menjadi lebih indah atau elok. Sedangkan makna dari mengubah
ciptaan Allah adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mengubah atau
menjadikan sesuatu yang telah Allah ciptakan menjadi berbeda dari semula agar
tampak lebih bagus dari sebelumnya. Beberapa contoh yang termasuk dalam
mengubah ciptaan Allah yang dilarang dalam islam adalah:
v Mentato tubuh,
mencukur alis, mengikir gigi.
Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin
Mas’ud, bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wassalam bersabda
:
لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ
وَالنَّامِصَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ
الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ
“ Allah melaknat para wanita
pembuat tato dan yang meminta dibuatkan tato, para wanita yang mencukur alis
mereka dan para wanita yang meminta untuk dicukur alis mereka, dan para wanita
yang mengikir gigi mereka, dengan tujuan mempercantik diri mereka, serta
merubah ciptaan Allah Ta’ala.” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain dari Abdullah bin
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan,
نهى عن الناصمة والواشرة والواصلة والواشمة إلا من داء
“ Rasulullah shallalhu ‘alaihu wasallam melarang orang yang
mencukur alis, mengikir gigi, menyambung rambut, dan mentato, kecuali karena
penyakit.” (HR. Ahmad 3945).
Dari hadis diatas dapat kita ketahui bahwa Allah akan melaknat
orang-orang yang membuat tato dan yang meminta untuk dibuatkan tato, yang
mencukur alis dan yang meminta untuk dicukurkan alisnya serta yang mengikir
giginya dengan tujuan mempercantik diri. Karena ini termasuk merubah ciptaan
Allah.
v Menyambung rambut
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى
الله عليه وسلم قَالَ: لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ ، وَالْوَاشِمَةَ
وَالْمُسْتَوْشِمَةَ
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Allah melaknat perempuan yang menyambung rambutnya dan perempuan yang meminta agar rambutnya disambung,
perempuan yang mentato dan perempuan yang meminta agar ditato”(HR Bukhari no
5589).
Hadis ini menunjukkan bahwa orang
yang menyambung rambut dengan rambut asli maupun palsu (wig) atau yang meminta
untuk disambung rambutnya sangat dilarang dan akan dilaknat oleh Allah, karena
ini merupakan penipuan atau pengelabuan. Kecuali
untuk menutupi aib atau karena suatu penyakit yang dideritanya.
v Mewarnai rambut dengan warna hitam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
غَيِّرُوا هَذَا بِشَيْءٍ وَاجْتَنِبُوا السَّوَادَ
“Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi hindarilah warna hitam.” (HR. Muslim).
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَحْسَنَ مَا غَيَّرْتُمْ بِهِ الشَّيْبَ الْحِنَّاءُ وَالْكَتَمُ
“Sesungguhnya bahan yang terbaik yang kalian gunakan untuk menyemir uban
adalah hinna’ (pacar) dan katm (inai).” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan An Nasa’).
Rasulullah membolehkan kita untuk mewarnai rambut dengan warna selain
warna hitam atau warna rambut asli untuk menghindari penipuan atau pengelabuan. Dan menganjurkan untuk menyemir
uban dengan hinna’ (pacar) dan katm (inai).
Al Hakam bin ‘Amr mengatakan,
دَخَلْتُ أَنَا وَأَخِي رَافِعٌ عَلَى أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ عُمَرَ ،
وَأَنَا مَخْضُوبٌ بِالْحِنَّاءِ ، وَأَخِي مَخْضُوبٌ بِالصُّفْرَةِ ، فَقَال
عُمَرُ : هَذَا خِضَابُ الإِسْلاَمِ . وَقَال لأَخِي رَافِعٍ : هَذَا خِضَابُ
الإِيمَانِ
“Aku dan saudaraku Rofi’ pernah menemui Amirul Mu’minin ‘Umar (bin
Khaththab). Aku sendiri menyemir ubanku dengan hinaa’ (pacar). Saudaraku
menyemirnya dengan shufroh (yang menghasilkan warna kuning). ‘Umar lalu berkata: Inilah semiran
Islam. ‘Umar pun berkata pada saudaraku Rofi’: Ini adalah semiran iman.” (HR.
Ahmad).
Berdasarkan
keterangan dari dalil-dalil diatas dapat kita simpulkan bahwasannya memperindah
ciptaan Allah dengan mengubah anggota – anggota tubuh kita seperti operasi
plastik yang bersifat permanen hukumnya haram, kecuali jika adanya suatu
penyakit atau bertujuan untuk menutupi suatu aib yang diakibatkan dari suatu
peristiwa. Seperti dalam sebuah hadis dari Urfujah bin As’ad radhiyallahu
‘anhu,
أَنَّهُ أُصِيْبَ أَنفُهُ يَوْمَ الْكُلَابِ فِي الْجَاهِلِيَّةِ،
فَاتَّخَذَ أَنْفًا مِنْ وَرَقٍ فَأَنْتَنَ عَلَيْهِ فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى
الّلّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتَّخِذَ أَنْفًا مِنْ ذَهَبٍ
“ Bahwa di zaman jahiliyah, hidung beliau terkena senjata pada
peristiwa perang Al – Kulab. Kemudian beliau menambalnya dengan perak, namun
hidungnya malah membusuk. Kemudian Nabi SAW memerintahkannya untuk menggunakan
tambal hidung dari emas.” (HR. An – Nasai 5161, Abu Daud 4232).
Maka, dari penjelasan-penjelasan diatas dapat kita
ketahui bahwa mengubah ciptaan Allah dengan tujuan yang salah atau hanya untuk
memperindah diri adalah salah satu upaya syaitan untuk memperdaya manusia agar
melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama, hingga manusia terjerumus kepada
dosa. Dan hal ini telah jelas Allah katakan dalam firmanNya,
وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآمُرَنَّهُمْ
فَلَيُبَتِّكُنَّ آذانَ الْأَنْعامِ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ
اللَّهِ وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ
خُسْراناً مُبِيناً
“ dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang
ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
merobahnya". Barang siapa
yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia
menderita kerugian yang nyata’’(An – Nisa’ : 119)
Adapun yang termasuk dalam memperindah ciptaan Allah
yang diperbolehkan adalah seperti:
·
Mewarnai kuku atau rambut dengan inai
·
Memakai celak
·
Merapikan alis dengan pensil alis (tidak permanen dan
tidak mengikir/mencukur alis)
·
Memakai kawat gigi (jika ini bertujuan untuk
pengobatan atau suatu kebutuhan)
·
Memakai gigi palsu (disunnahkan dari emas)
·
Tidak tabarruj atau mengikuti dandanan wanita jahiliyyah
Ikhwah fillah, usaha
memperindah diri itu alami, dalam islam disebut fitrah. Dan semua hadis-hadis yang telah Nabi SAW katakan
adalah bertujuan agar manusia menjaga kefitrahannya. Dan tanpa kita sadari, disetiap
apa yang dilarang serta dibolehkan oleh Allah dan rasulNya adalah bentuk kasih sayang
Allah terhadap hamba-hambaNya dan juga kecintaan rasul terhadap umat-umatnya. Manusia
adalah salah satu tanda pengenal Allah, Ia disebut Pencipta karena ada yang Diciptakan.
Dan apabila tanda pengenalnya diubah maka pasti Yang menciptakannya akan marah
karena identitasNya dirusak.
ini berdasarkan firman Allah subhanahu
wa ta’ala:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي
فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ
الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.“ (Qs. ar-Rum : 30)
Maka, sudah
sepatutnya kita sebagai hamba Allah dan sebagai seorang muslimah harus menjaga
fitrah dan keindahan yang telah Allah anugerahkan pada diri kita. Serta dapat
selalu mengamalkan ajaran-ajaranNya dan mengikuti sunnah-sunnah rasulNya,
termasuk dalam memilah dan memilih apa saja dandanan yang dianjurkan dan
diperbolehkan dalam agama serta apa saja yang diharamkan, agar kelak kita
sama-sama bisa menjadi salah satu wanita syurga yang dijanjikanNya. Dan semoga
kita terhindar dari segala tipu daya syaitan dan selalu dalam lindungan Sang
Pemberi keindahan.
Wallahu a’lam
Syukran jazilan..
Semoga bermanfaat...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMasyaa Allah ust, mantap 😊
BalasHapusMejuuu. Sukaaa.������ apik tulisannya. Terus berkarya ju.��
BalasHapusHehehhe iya mak, insyaa Allah, hrus kumpulin mood dlu bnyak2��
HapusHehehhe iya mak, insyaa Allah, hrus kumpulin mood dlu bnyak2��
Hapus