SYUBBARILLAH - Pemuda Pemudi Pencari Ridha Allah

Sabtu, 25 Maret 2017

MENGUBAH CIPTAAN ALLAH VS MEMPERINDAH CIPTAAN ALLAH

Intisari dari tausiyah :

oleh: Dr. Mizaj Iskandar. Lc, MA  

(Dosen Fak. Syariah UIN Ar-Raniry, ahli fiqih kontemporer)

(sumber @syubbarillah)


            Manusia adalah makhluk ciptaan Allah swt yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan dalam bentuk yang sangat indah baik lahir maupun batin, dan mengaruniakan akal yang tidak dikaruniakan kepada makhluk lainnya. Allah memberikan nikmat akal kepada manusia agar ia dapat memilih dan membedakan segala hal yang baik maupun buruk, dan agar manusia dapat melihat dan menyaksikan segala keagungan dan keindahan ciptaanNya.
            Berbicara tentang keindahan, keindahan dapat diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus, indah, atau elok. Allah menciptakan alam ini dengan segala keindahan bahkan banyak orang yang terpukau melihat keindahan ciptaan-ciptaanNya. Allah menciptakan bumi yang luas, air yang jernih, pepohonan yang teduh, buah-buahan yang berlimpah bahkan udara yang segar untuk makhluk-makhlukNya. Dan salah satu ciptaan Allah yang paling indah adalah manusia. Manusia yang diciptakanNya dengan sedemikian rupa merupakan karya terindahNya. Manusia diciptakan berbeda-beda dengan bentuk yang elok dan juga rupa yang tampan untuk menunjukkan tanda-tanda kebesaran dan keagunganNya.
            إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُّحِبُّ الْجَمَالَ
“sesungguhnya Allah itu indah, dan menyukai keindahan.” (H.R. Muslim) 
Allah itu indah, indah dalam nama-nama, sifat-sifatNya, dan zat-zatNya, yang mana keindahan dan kesempurnaanNya itu tidak mampu dilogikakan oleh manusia. Dan Allah mencintai keindahan dan mencintai hamba – hambaNya yang memperindah akhlaknya dengan ketaqwaan dan  mempercantik dirinya dengan keimanan. Allah mencintai keindahan hambaNya meliputi setiap aspek dalam agamanya, baik dari perbuatannya, perkataannya, serta dari penampilannya. Semua manusia pasti menyukai keindahan, karna keindahan adalah salah satu ciri dan sifat dari fitrah manusia. Sebuah keindahan bagi manusia sangatlah luas, Allah selalu memberi keindahan kepada umatnya tanpa batas. Namun, kebanyakan dari manusia tidak menyadari dan kurang mensyukuri atas karunia dan nikmat yang telah Allah anugerahkan, dan sering merasa tidak puas atas apa yang Allah berikan, sehingga mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan dirinya kepada derajat yang paling rendah, bahkan lebih rendah dari binatang.
Islam adalah satu-satunya agama yang memanusiakan manusia sebagai manusia. Islam adalah ajaran yang mengatur seluruh seluk beluk kehidupan manusia baik lahiriah maupun bathiniah, dari urusan duniawi hingga urusan ukhrawi. Begitupun dalam berpenampilan, islam mengajarkan kita untuk berpenampilan baik dan sederhana serta mengikuti syari’át yang telah Allah tetapkan dan sesuai dengan sunnah rasulNya.
Allah ta‘ala berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الإرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ
Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah mereka menampakka perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara-saudara lelaki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka,atau wanita-wanita mereka, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.’” (QS. An-Nuur, 24: 31).
Berpenampilan baik adalah keinginan setiap manusia, terlebih lagi wanita. Wanita identik dengan berhias. Ia selalu berusaha untuk tampil cantik dan terus memperindah dirinya agar elok dipandang mata, ini merupakan fitrah atau sifat dari seorang wanita. Karena mempercantik diri dan merawatnya dengan baik merupakan salah satu bentuk syukur kita atas apa yang telah Allah berikan. Namun, banyak dari kita yang salah mengartikan kata “mempercantik atau memperindah ciptaan Allah”, dan susah membedakan antara memperindah dan mengubah ciptaan Allah. Di zaman modern ini kita sedang dihadapkan dengan problematika sosial yang amat menyita perhatian. Manusia sedang berlomba-lomba untuk mempercantik diri dan memperindah penampilan. Mereka melakukan segala hal untuk dapat dipandang elok hingga menghabiskan berpuluh-puluh juta hanya untuk mempercantik satu anggota dari tubuhnya.
Ikhwah fillah, sesungguhnya berhias atau memperindah diri itu sah-sah saja untuk setiap wanita. Apalagi bagi wanita yang telah menikah/ memiliki suami berhias sangat dianjurkan dan merupakan ibadah yang berpahala. Namun memperindah diri dengan menggunakan benda-benda haram apalagi sampai mengubah ciptaan Allah untuk menambah keindahan adalah hal yang dilarang dalam agama.
Adapun makna dari memperindah ciptaan Allah adalah upaya seseorang untuk menjadikan sesuatu yang telah Allah ciptakan menjadi lebih indah atau elok. Sedangkan makna dari mengubah ciptaan Allah adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mengubah atau menjadikan sesuatu yang telah Allah ciptakan menjadi berbeda dari semula agar tampak lebih bagus dari sebelumnya. Beberapa contoh yang termasuk dalam mengubah ciptaan Allah yang dilarang dalam islam adalah:

v  Mentato tubuh,  mencukur alis, mengikir gigi.
Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ وَالنَّامِصَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ
Allah melaknat para wanita pembuat tato dan yang meminta dibuatkan tato, para wanita yang mencukur alis mereka dan para wanita yang meminta untuk dicukur alis mereka, dan para wanita yang mengikir gigi mereka, dengan tujuan mempercantik diri mereka, serta merubah ciptaan Allah Ta’ala.” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan,
نهى عن الناصمة والواشرة والواصلة والواشمة إلا من داء
“ Rasulullah shallalhu ‘alaihu wasallam melarang orang yang mencukur alis, mengikir gigi, menyambung rambut, dan mentato, kecuali karena penyakit.” (HR. Ahmad 3945).
Dari hadis diatas dapat kita ketahui bahwa Allah akan melaknat orang-orang yang membuat tato dan yang meminta untuk dibuatkan tato, yang mencukur alis dan yang meminta untuk dicukurkan alisnya serta yang mengikir giginya dengan tujuan mempercantik diri. Karena ini termasuk merubah ciptaan Allah.

v  Menyambung rambut
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ  رضى الله عنه  عَنِ النَّبِىِّ  صلى الله عليه وسلم  قَالَ: لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ ، وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat perempuan yang menyambung rambutnya dan perempuan yang meminta agar rambutnya disambung, perempuan yang mentato dan perempuan yang meminta agar ditato”(HR Bukhari no 5589).

            Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang menyambung rambut dengan rambut asli maupun palsu (wig) atau yang meminta untuk disambung rambutnya sangat dilarang dan akan dilaknat oleh Allah, karena ini merupakan penipuan atau pengelabuan. Kecuali untuk menutupi aib atau karena suatu penyakit yang dideritanya.

v  Mewarnai rambut dengan warna hitam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
غَيِّرُوا هَذَا بِشَيْءٍ وَاجْتَنِبُوا السَّوَادَ
Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi hindarilah warna hitam.” (HR. Muslim).
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَحْسَنَ مَا غَيَّرْتُمْ بِهِ الشَّيْبَ الْحِنَّاءُ وَالْكَتَمُ
Sesungguhnya bahan yang terbaik yang kalian gunakan untuk menyemir uban adalah hinna’ (pacar) dan katm (inai).” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan An Nasa’).

Rasulullah membolehkan kita untuk mewarnai rambut dengan warna selain warna hitam atau warna rambut asli untuk menghindari penipuan atau pengelabuan. Dan menganjurkan untuk menyemir uban dengan hinna’ (pacar) dan katm (inai).

Al Hakam bin ‘Amr mengatakan,
دَخَلْتُ أَنَا وَأَخِي رَافِعٌ عَلَى أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ عُمَرَ ، وَأَنَا مَخْضُوبٌ بِالْحِنَّاءِ ، وَأَخِي مَخْضُوبٌ بِالصُّفْرَةِ ، فَقَال عُمَرُ : هَذَا خِضَابُ الإِسْلاَمِ . وَقَال لأَخِي رَافِعٍ : هَذَا خِضَابُ الإِيمَانِ
“Aku dan saudaraku Rofi’ pernah menemui Amirul Mu’minin ‘Umar (bin Khaththab). Aku sendiri menyemir ubanku dengan hinaa’ (pacar). Saudaraku menyemirnya dengan shufroh (yang menghasilkan warna kuning). ‘Umar lalu berkata: Inilah semiran Islam. ‘Umar pun berkata pada saudaraku Rofi’: Ini adalah semiran iman.” (HR. Ahmad).

            Berdasarkan keterangan dari dalil-dalil diatas dapat kita simpulkan bahwasannya memperindah ciptaan Allah dengan mengubah anggota – anggota tubuh kita seperti operasi plastik yang bersifat permanen hukumnya haram, kecuali jika adanya suatu penyakit atau bertujuan untuk menutupi suatu aib yang diakibatkan dari suatu peristiwa. Seperti dalam sebuah hadis dari Urfujah bin As’ad radhiyallahu ‘anhu,
أَنَّهُ أُصِيْبَ أَنفُهُ يَوْمَ الْكُلَابِ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَاتَّخَذَ أَنْفًا مِنْ وَرَقٍ فَأَنْتَنَ عَلَيْهِ فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى ال‍ّلّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتَّخِذَ أَنْفًا مِنْ ذَهَبٍ
“ Bahwa di zaman jahiliyah, hidung beliau terkena senjata pada peristiwa perang Al – Kulab. Kemudian beliau menambalnya dengan perak, namun hidungnya malah membusuk. Kemudian Nabi SAW memerintahkannya untuk menggunakan tambal hidung dari emas.” (HR. An – Nasai 5161, Abu Daud 4232).
Maka, dari penjelasan-penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa mengubah ciptaan Allah dengan tujuan yang salah atau hanya untuk memperindah diri adalah salah satu upaya syaitan untuk memperdaya manusia agar melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama, hingga manusia terjerumus kepada dosa. Dan hal ini telah jelas Allah katakan dalam firmanNya,
وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذانَ الْأَنْعامِ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْراناً مُبِيناً
“ dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya". Barang siapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata’’(An – Nisa’ : 119)
Adapun  yang termasuk dalam memperindah ciptaan Allah yang diperbolehkan adalah seperti:
·         Mewarnai kuku atau rambut dengan inai
·         Memakai celak
·         Merapikan alis dengan pensil alis (tidak permanen dan tidak mengikir/mencukur alis)
·         Memakai kawat gigi (jika ini bertujuan untuk pengobatan atau suatu kebutuhan)
·         Memakai gigi palsu (disunnahkan dari emas)
·         Tidak tabarruj atau mengikuti dandanan wanita jahiliyyah

Ikhwah fillah, usaha memperindah diri itu alami, dalam islam disebut fitrah. Dan semua hadis-hadis yang telah Nabi SAW katakan adalah bertujuan agar manusia menjaga kefitrahannya. Dan tanpa kita sadari, disetiap apa yang dilarang serta dibolehkan oleh Allah dan rasulNya adalah bentuk kasih sayang Allah terhadap hamba-hambaNya dan juga kecintaan rasul terhadap umat-umatnya. Manusia adalah salah satu tanda pengenal Allah, Ia disebut Pencipta karena ada yang Diciptakan. Dan apabila tanda pengenalnya diubah maka pasti Yang menciptakannya akan marah karena identitasNya dirusak.
ini berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
 “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.“  (Qs. ar-Rum : 30)
            Maka, sudah sepatutnya kita sebagai hamba Allah dan sebagai seorang muslimah harus menjaga fitrah dan keindahan yang telah Allah anugerahkan pada diri kita. Serta dapat selalu mengamalkan ajaran-ajaranNya dan mengikuti sunnah-sunnah rasulNya, termasuk dalam memilah dan memilih apa saja dandanan yang dianjurkan dan diperbolehkan dalam agama serta apa saja yang diharamkan, agar kelak kita sama-sama bisa menjadi salah satu wanita syurga yang dijanjikanNya. Dan semoga kita terhindar dari segala tipu daya syaitan dan selalu dalam lindungan Sang Pemberi keindahan.
Wallahu a’lam
Syukran jazilan..
Semoga bermanfaat...

Penulis: Humaira           

Baca juga Ketika ALLAH Menyapa...

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Masyaa Allah ust, mantap 😊

    BalasHapus
  3. Mejuuu. Sukaaa.������ apik tulisannya. Terus berkarya ju.��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehhe iya mak, insyaa Allah, hrus kumpulin mood dlu bnyak2��

      Hapus
    2. Hehehhe iya mak, insyaa Allah, hrus kumpulin mood dlu bnyak2��

      Hapus