SYUBBARILLAH - Pemuda Pemudi Pencari Ridha Allah

Kamis, 09 Maret 2017

Ketika ALLAH Menyapa...



        PART 1



Tuhan...
hari ini engkau memberiku banyak nikmat yang tak dapat aku menghitungnya..
hari ini kau izinkan aku untuk kembali membuka mata, melihat dengan kedua bola mata pemberianmu.
Dan hari ini pula engkau masih mencintaiku sebagai
hambamu...

Tuhan...
aku tahu.. disetiap langkahku, terdapat takdirmu..
aku tahu.. disetiap helaan nafasku, kau selipkan kasing sayangmu..
aku tahu.. di sepanjang jalan hidupku, kau kirimkan malaikatmu untuk terus menjagaku..

namun Tuhan..
pantaskah aku berlaku sombong terhadap diriku sendiri ?
pantaskah aku terus berbuat ingkar di atas muka bumi milikmu ?
pantaskah aku terus menyakiti setiap umat dari kekasihmu ?

Tuhan..
aku hanyalah hambamu yang selalu saja keliru atas setiap kehendakmu..
aku hanyalah salah satu dari jutaan hingga miliaran hambamu yang tidak henti-hentinya mengharapkan ampunan disisimu..

Tapi Tuhan..
dari sekian banyak, hingga tak terhitungnya setiap lembaran dosa yang pernah ku torehkan  didalam diriku, aku selalu ingin bertanya kepadamu..

Tuhan..
mengapa engkau selalu MENCINTAI ku??
mengapa engkau selalu MENGASIHI ku??
mengapa engkau selalu MENJAGA ku??



Tiba-tiba isak tangis itupun tak dapat dibendung lagi, Aleaa. gadis berusia 20 tahun itu menggenggam erat bolpen di tangan kanannya. butiran air mata ikut jatuh membasahi kertas putih bergoreskan tinta hitam di atas pangkuannya. Aleaa menangis pilu. memendam setiap kerapuhan jiwanya. jemarinya bergetar. Debaran jantungnya buncah. Aleaa menangis. ia kembali menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. menarik-ulur setiap detik ingatan didalam memori pikirannya. berputar cepat bak baling-baling pada sumbunya. tidak ingin terhentikan. tiba-tiba suara itu...

"ALLAHU AKBAR.. ALLAHU AKBAR !!

Terdengar panggilan indah yang saling bersahutan dari setiap penjuru dunia. suara yang dinanti oleh setiap kaum muslimin untuk bertemu sang penciptanya. suara itu, menghipnotis setiap gerakan manusia. bak seorang pemimpin yang memerintahkan pengikutnya untuk memberhentikan setiap kegiatan yang tengah dikerjakan. meninggalkan setiap hiruk-pikuk dunia untuk bertemu dengan sang pemilik dunia. 

Begitu pula dengan Alea yang menurunkan kedua tangan yang menutupi wajahnya. jantungnya kembali tenang. sesekali ia menghapus bekas air mata diwajahnya dengan kedua jemari. bergegas menunaikan kewajibannya, Alea pun tidak ingin terlambat berjumpa dengan Tuhannya. ia menutup lembaran putih berbalut tinta hitam itu. mengambil tumpukan buku yang ada disamping. serta bergegas meninggalkan taman. be continued !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar